Institute for Basic Islamic Teaching Improvement

Latar Belakang

Masyarakat Islam di Bangkok termasuk dalam kategori minoritas ±….% dari total penduduk Bangkok metropolitan. Kelompok minoritas biasanya terdesak kebawah dan terhimpit ke semua jurusan. Sifatnya tidak dapat mandiri dalam berbagai bidang kehidupan social, politik, ekonomi dan budaya. Apabila kelompok minoritas tidak kreatif maka identitasnya secara alami akan tertelan oleh budaya mayoritas yang mendominasi.

Namun demikian, peluang minoritas exist dan tampil elegant di tengah-tengah budaya yang dominant selalu terbuka apabila anggota-anggota masyarakatnya menyadari akan keberadaannya terhimpit dalam budaya lain yang berlawanan. Kesadaran akan kondisi diri yang kurang menguntungkan dimanivestasikan dalam sikap fanatik menjunjung tinggi budaya sendiri. Betapa lagi apabila agama yang menjadi ciri minoritasnya maka pengagungan terhadap prinsip-prinsip ajaran agama yang dianut perlu dipelihara dengan baik.

Budaya dan agama adalah dua karakter yang berbeda. Agama (Islam) bersumber dari wahyu, sedangkan budaya bersumber dari kebiasaan-kebiasaan yang dipelihara dan dihargai, sehingga membudaya. Akan tetapi apabila agama tanpa dukungan budaya kurang semarak. Sebaliknya budaya tanpa tuntunan agama mudah terjerumus karena dasar pertimbangannya “nisbi”. Oleh karena itu, budaya dan agama perlu bergandengan, saling memperindah, saling menyemarak dan saling memperhalus penampilannya.

Pelaksanaan ajaran agama dan dukungan budaya akan lebih menarik. Seterusnya, budaya yang diwarnai semangat keagamaan akan terlihat kehalusannya. Pendidikan keagamaan dan kebudayaan adalah gerakan dua kaki yang saling memperkuat. Oleh karena itu, pemekaran pendidikan keagamaan yang mendampingi pendidikan budaya adalah syarat mutlak untuk membangun jati diri. Kelompok minoritas dapat terpelihara dan berkembang tanpa gejolak karena akarnya rasional bukan emosional.

Salah satu lembaga Pembina karakter yang efektif adalah lembaga pendidikan yang dirancang khusus menjadi media bagi pencapaian tujuan pemeliharaan eksistensi budaya dan kepercayaan (agama).

 

Institute for Basic Islamic Teaching Improvement

Institute dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan kata “Lembaga” atau “Perguruan” seperti Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Institut Informasi Technologi, dll.

Institute dapat pula diterjemahkan dengan “Badan” atau “Organisasi” bersifat tunggal tanpa wilayah, daerah, cabang, dan ranting seperti lazimnya suatu organisasi vertical.

Institute dilengkapi dengan struktur organisasi sebagai alat kerja mencapai tujuan. Institute juga sebagai lembaga berfungsi menghimpun berbagai potensi yang tersedia bagi pencapaian cita-cita.

Masalah adalah kondisi dan situasi yang tidak menyenangkan yang diderita oleh seseorang yang mendorong sekelompok orang untuk mencari solusi minimal meringankan situasi yang mendera. Masalah yang kita derita hari ini adalah akibat dari pada kesalahan masa lalu, baik karena lalai atau sengaja tidak memberi perhatian yang serius terhadap kondisi yang mempengaruhi. Oleh karena itu, masalah yang kita derita sekarang  nyaris tidak ada obatnya  lagi. Tetapi kita perlu membangun kearifan baru untuk mencegah timbulnya masalah lain yang lebih berat lagi.

Upaya yang strategis membnagun masa depan yang lebih gemilang antara lain pembentukan:

“Institute for Basic Islamic Improvement”

Institute atau lembaga atau badan agar berfungsi perlu dilengkapi dengan alat kelengkapan sehingga Institut berfungsi sebagai media atau sarana pencapaian tujuan.

 

Struktur Institut

 

  1. Penasehat/ Pembina/ Dewan Koordinator:  1. ……

2……..

3……..

4……..

Para penasehat/ Pembina adalah warga yang sangat terkemuka dari sesuatu kelompok yang sangat diperlukan atau dipercaya menjadi penasehat dan pendorong bagi berfungsinya Institut. Akan tetapi semua saran, anjuran, nasehat oleh nasehat sifatnya bukan mengikat gerakan organisasi tetapi bernilai masukan berharga untuk dicerna bagi keberhasilan lembaga.

 

  1. Pengurus Harian:   1. Ketua                       :

2. Wa.Ketua                :

3. Sekretaris                :

4. Wa.Sekretaris          :

5. Bendahara               :

1 s/d 2 dibantu oleh Sekretariat.

Para anggota pengurus harian berfungsi sebagai penggerak alat-alat kelengkapan organisasi, sehingga semua bidang dan seksi bergerak serentak menuju tercapainya cita-cita.

 

  1. Para Ketua Bidang

Bidang dalam suatu organisasi bernilai pengelompokan berbagai kegiatan seperti:

Bidang pengembangan organisasi yang memperluas wilayah kegiatan, penambahan anggota jika organisasi itu bersifat penyebaran ide-ide pembaharuan, atau “Bidang” hubungan luar negeri atau “Bidang” hubungan antar organisasi social.

Jabatan bidang diisi oleh ± 3 orang sebagai coordinator bagi kegiatan seksi-seksi.

 

  1. Seksi : adalah kelompok khusus dari suatu bidang seperti

–          Seksi : Registrasi anggota adalah turunan dari bidang pengembangan organisasi

–          Seksi : Publikasi/ Penerbitan

–          Seksi : Dokumentasi, Inventarisasi

Masing-masing seksi berkaitan dengan suatu bidang atau bagian yang lebih rinci dari sesuatu bidang.

Jabatan seksi diiisi oleh 2-5 orang sesuai volume kegiatan seksi-seksi yang bersangkutan.

 

Dalam caption dapat kita lihat seperti berikut:

 

Institut Peningkatan Pendidikan dan Pengembangan Dasar-Dasar Ajaran Islam

(Institute for Basic Islamic Teaching Improvement)


Strata Institut:

Institute for Basic Islamic Teaching Improvement dibentuk pada 4 strata:

Strata I            : Dibentuk dan berkedudukan di Ibu kota Negara (Bangkok)

Strata II           : Dibentuk dan berkedudukan di Ibu Kota Provinsi

Strata III         : Dibentuk dan berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten (District)

Strata IV         : Dibentuk dan berkedudukan di Ibu Kota Kecamatan (Subdistrict)

 

Fungsi dan kegiatan pada masing-masing strata:

 

Institut pada strata I lebih berfungsi koordinasi terhadap pelaksanaan berbagai program pada strata II, strata tingkat Provinsi. Institut strata I minimal tiap tahun menyelenggarakan salah satu diantara seminar atau lokakarya atau diskusi sesuai permintaan situasi dilingkungannya.

Mengingat lemahnya sumber daya manusia bidang keimanan, Khatib dan keahlian memimpin acara-acara keagamaan termasuk do’a dan kefasihan melafalkan ayat-ayat AlQur’an maka Institut perlu menyelenggarakan:

  1. Pelatihan Profesionalisme Imam bernilai TOT yang diikuti oleh imam-imam muda perempuan dari institut tingkat Provinsi.
  2. Festival anak shalih tingkat Nasional, dapat mengambil pola atau model dari Indonesia atau dari komunitas masjid negeri-negeri lainnya.
  3. Menyelenggarakan festival masjid bersejarah secara Nasional disertai berbagai acara-acara lain seperti seminar yang diikuti oleh utusan berbagai masjid bersejarah dari berbagai Provinsi, Kabupaten, dan Kecamatan.
  4. Tiap bulan Ramadhan menyelenggarakan Musabaqah Tilawatil Qur’an berskala Nasional yang diikuti oleh Qari-Qariah tingkat Provinsi.
  5. Tiap 3 tahun diselenggarakan Safari Spiritual Pimpinan-pimpinan Perempuan se-Thailand, dalam 30 kelompok menziarahi berbagai komunitas masjid di negara-negara terdekat seperti Indonesia, Malaysia, Brunai Darussalam, Kambodia, Laos, Vietnam, Burma, Philipina, dll.

Kunjungan atau ziarah diisi dengan semi loka dengan rangkaian ceramah pada berbagai Majlis Taklim setempat dalam rangkaian silaturrahmi.

Apabila dalam waktu 1-2 tahun terbentuk pola kerja yang membangun dan operational maka tiap Provinsi akan termotivasi dengan contoh-contoh program yang berhasil.

 

 

 

Kegiatan rutin Institute

 

Pendidikan dasar-dasar keimanan dan keislaman.

  1. Pendidikan aqidah, dasar ajaran Islam
    1. Syahadat dan pengertiannya
    2. Shalat dengan kaifiat dan bacaannya yang sesuai sunnah
    3. Puasa yang sempurna (menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tercela dan keutamaan bulan ramadhan).
    4. Zakat (peduli sesama, bagi anak-anak langsung praktik program peduli sesama).
    5. Haji (lebih baik langsung praktik agar menarik bagi peserta).

 

  1. Dasar-dasar keimanan
    1. Percaya akan ke-Esaan Allah dengan sifat-sifat Rahman dan RahimNya.
    2. Percaya akan Malaikat Allah, 10 diantaranya dengan nama dan fungsi.
    3. Percaya akan Kitab Allah yang masing-masing diturunkan kepada seorang Nabi.
    4. Percaya akan Nabi dan Rasul Allah, 25 orang Nabi/ Rasul dengan 5 orang diantaranya mendapat pengakuan “Ulul Azmi”, sifat-sifat para rasul khususnya Nabi Muhammad (siddiq, amanah, tabli’g, fatanah).
    5. Percaya akan hari kebangkitan, hari pengadilan surga dan neraka.
    6. Percaya akan Qadha dan Qadar.

 

  1. Pelajaran baca AlQur’an bagi anak-anak, remaja dan dewasa, pelajaran bahasa Arab, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris untuk semua kelompok dengan kerukunan yang disesuaikan.
  2. Sejarah Islam ringkas dan pengembangannya keseluruh Jazirah Arab, keluar Jazirah Arab dan keseluruh dunia. Seterusnya proses kebangkitan Islam di negara-negara yang mayoritasnya muslim.
  3. Empat sifat terpuji pada Nabi perlu dibuat simulasi dalam kehidupan sehari-hari dan hafalan untaian doa-doa maktsurat (berasal dari Nabi).

 

Demikianlah sekedar pemanasan bagi terlaksana berbagai program yang inovatif, strategis bagi kebangkitan komunitas Islam khusus muslimat melalui Masjid bagi masyarakat Islam minoritas se-negeri Thailand, Saparna Bhumi.

Leave a Comment

FORSIMAS

FORSIMAS