









Forum Silaturrahim Kemakmuran Masjid Serantau yang selanjutnya disingkat Forsimas merupakan forum silaturahmi di antara pengurus Masjid serantau untuk meningkatkan ukhuwah dan peradaban Islam.
Forum ini pertama kali dibentuk pada tahun 2006 di Banda Aceh, atas prakarsa Bapak Drs. H. Hasan Basri, MA dari Dewan Kemakmuran Masjid Aceh melalui pertemuan dengan para pemimpin masjid besar di Indonesia dan di negara-negara tetangga. Kemudian pada tahun 2007, pertemuan kedua diadakan di Sabah Malaysia.
Seterusnya pada tahun 2008, pertemuan ketiga Forsimas diadakan di Jakarta, Indonesia. Forsimas keempat berlangsung di Kuala Lumpur pada 7-9 Agustus 2009 mengambil tema: “Memperkasa Generasi Muda Masjid”. Pada 10-20 Maret 2010, Forsimas kelima berlangsung di ILIM Selangor bekerjasama dengan Pusat Pengajian Sains Dakwah, pada saat ini diadakan Kursus Profesionalisme Imam yang diikuti oleh 48 orang peserta dari Negara serantau.
Seterusnya pertemuan FORSIMAS yang keenam berlangsung di Bangkok Thailand pada 1-5 Pebruari 2011.
Konferensi di Bangkok ini mengambil tema sentral tentang penguatan peran masjid untuk pembangunan masyarakat, khususnya di wilayah Asean (“The Role of ASEAN Masjid through Sustainable Social Development”). Hadir dalam konferensi ini, pimpinan masjid dari negara-negara Asean yakni, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Filipina dan Myanmar. Indonesia mengirimkan sekitar 30 orang delegasi.
Tema konferensi ini memberikan indikasi yang kuat tentang keinginan penegasan terhadap keinginan untuk penguatan peran masjid dalam pembangunan keagamaan masyarakat Asean.
Selain karena posisi tawar jumlah kaum muslimin yang mayoritas di kawasan ini. Juga karena jumlah masjid yang sangat besar yakni sekitar lebih 700.000 masjid dengan karakteristik Islam yang relatif homogen dari sisi aliran pemikiran dan mazhab.
Peran masjid sudah selayaknya masjid lebih ditingkatkan, karena masjid memiliki kapasitas untuk membina dan membangun masyarakat serta menjadi institusi yang paling dekat dengan masyarakat.
Rasulullah SAW telah mencontohkannya ketika membangun masyarakat Madinah, dan menempatkan peran masjid sebagai pusat bagi kehidupan masyarakat. Masjid menjadi medan ‘magnet’ bagi pembangunan ummat seluruhnya, sehingga masyarakat yang terbentuk pada masa itu adalah manifestasi dari masjid.
Jiwa-¬jiwa masjid telah mampu meluaskan penyebaran kekuasaan Islam sehingga keagungan Islam sangat dirasakan masyarakatnya.
Forsimas diharapkan mewadahi dan mempertemukan pimpinan-pimpinan Masjid terkemuka internasional untuk membahas upaya bersama meningkatkan peran pimpinan/pengurus masjid dan jama’ah untuk izzah (kebanggaan) dan peradaban. Islam mencapai kondisi Ya’lu Wala Yu’la Alaihi (tertinggi dan paling tinggi), sudah saatnya Forsimas Indonesia berdiri dan dideklarasikan sebagaimana Forsimas Internasinal yang telah berdiri di masing-masing negara.
Selanjutnya, Forsimas juga menginisiasi terbentuknya Badan Koordinasi Muslimat Masjid Serantau (BAKOR MUSMARA). Badan ini merupakan forum silaturrahim antar muslimat masjid serantau yang dibentuk sebagai realisasi dari Muzakarah I Muslimat FORSIMAS yang diadakan di Banda Aceh, Indonesia pada tanggal 21-22 Juni 2013.
Dalam Muzakarah I Muslimat Forsimas dihasilkan tiga poin penting rumusan muzakarah yaitu (1) Berlangsungnya pemekaran Muslimat Forsimas pada Sekretariat Pusat menjadi Muslimat Masjid Serantau; (2) Muslimat Masjid Serantau dapat berperan sebagai salah satu sayap pendukung Forsimas yang diharapkan akan terbentuk dalam waktu yang relatif cepat yang akan dirancang oleh masing-masing perwakilan; (3) Masing-masing perwakilan diamanahkan untuk segera meresmikan lahirya Muslimat Masjid Serantau pada masing-masing komunitas Masjid (bagi yang belum terbentuk).
Muslimat FORSIMAS dari Aceh telah berjalan lebih awal, antara lain mengikuti Seminar Kecemerlangan Pegawai-pegawai Masjid yang diadakan di Brunei Darussalam pada tanggal 4-5 Februari 2014.
Berikutnya mereka turut menghadiri acara Ziarah Muhibbah Forsimas Ke Kota Kinabalu Negeri Sabah, Malaysia pada tanggal 24-29 Agustus 2014.
Kegiatan terakhir yang baru dilakukan adalah mengikuti Festival Masjid Sedunia yang diselenggarakan di Alor Setar Kedah Darul Aman 21-26 Oktober 2014. Salah satu kegiatan di dalam festival masjid mengadakan muzakarah FORSIMAS (The International Forum for Masjid Integrity, Solidarity and Prosperity), Muslimat Masjid Serantau (MUSMARA) dan Pemuda Forsimas yang bertempat di Sekolah Kebangsaan Bukit Hijau Derang Kedah.
Pada kesempatan ini MUSMARA dari Indonesia yang diwakili oleh ibu Elly Risman (Parenting and Prnography Addiction Specialist) menyumbangkan ilmunya dengan memberikan seminar kepada masyarakat Kedah bertajuk Parenting Challenges in Digital Era, yang dibanjiri pengunjung.
Ibu Elly mengulas secara panjang lebar tentang tantangan yang dihadapi anak-anak remaja di era digital saat ini yang sangat memprihatinkan. Acara ini berlangsung di Dewan Seri Negeri, Wisma Darul Aman Alor Setar Kedah dan disponsori oleh Jaringan untuk Wanita Ibu Tunggal (JUWITA).
Acara Forsimas dan Festival Masjid sedunia terselenggara sepenuhnya atas dukungan Menteri Besar Negeri Kedah Darul Aman YAB Dato’ Seri Haji Mukhriz Tun Mahatir. Dari muzakarah yang telah dilakukan, telah menghasilkan Pedoman Dasar BAKOR MUSMARA yang siap untuk diajukan akte notaris dan didaftarkan pada PEMDA Aceh sehingga diharapkan BAKOR MUSMARA dapat menjadi organisasi legal formal. (IPB)